^Kembali Ke Atas

Virus Zika

Download Area

Jam Kunjung Pasien

Menu Utama

Link Youtube

RS Islam Amal Sehat

RSIAMALSEHAT.COM-SRAGEN. Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in. Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh kemuliaan, keberkahan dan ampunan. Umat Islam biasanya akan lebih fokus untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadhan, padahal sebelum itu, ada bulan Sya’ban yang juga memiliki keistimewaan dan kekhususan. Pada bulan Sya’ban terjadi beberapa peristiwa penting yang bisa dijadikan bahan perenungan dan pembelajaran agar kita menjadi seorang Muslim yang lebih baik. Selain itu, adanya malam Nishfu Sya’ban seharusnya benar-benar dimanfaatkan seorang hamba untuk memperbanyak ibadah dan berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, karena pada malam tersebut Allah SWT akan memberikan maghfirah dan rezeki kepada hamba-Nya yang meminta dengan tulus ikhlas. Pada kesempatan yang berbahagia ini, bertepatan dengan Nishfu Sya’ban yang Insya Allah jatuh pada hari Kamis, 11 Mei 2017 sore hingga terbit fajar, kami akan mengupas mengenai keutamaan bulan Sya’ban dan Nishfu Sya’ban seperti dibahas dalam pengajian rutin Senin RS Islam Amal Sehat Sragen bersama Ustadz Ali Murtadho.
 
Peristiwa Penting di Bulan Sya’ban
1. Kiblat Dipindah dari Baitul Maqdis ke Ka’bah
Setelah hijrah ke Madinah, kaum Muslim shalat dengan menghadap ke baitu al-maqdis yang saat itu merupakan kiblat orang Yahudi. Orang Yahudi melihat hal ini sebagai kesempatan baik untuk menghina dan melecehkan umat Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak sampai hati melihat kaumnya menjadi bahan ejekan dan hinaan orang-orang Yahudi. Rasulullah kemudian berdoa kepada Allah SWT agar mengubah keadaan dan memindahkan kiblat ke ka’bah kembali. Allah mejawab dan mengabulkan doa dari nabi yang bergelar Shaahibul Fadhiilah ini. Ka’bah kembali menjadi kiblat kaum Muslim. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 133. 
 
Al-Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami’ li-ahkami Al-Qur’an mengutip dari Abu Hatim Al-Basti bahwa umat Islam shalat menghadap ke baitul maqdis selama 17 bulan 3 hari, hal ini karena Rasulullah tiba di Madinah pada hari Senin dua belas Rabi’ul Awwal kemudian Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu a’laihi wa sallam menghadap ka’bah pada hari Senin pertengahan bulan Sya’ban. 
 
2. Diwajibkan Berpuasa di Bulan Ramadhan 
Pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah umat Islam mulai diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan. 
 
3. Turun Ayat Untuk Membaca Shalawat 
Allah ta’ala menurunkan ayat mengenai perintah untuk membaca shalawat kepada nabi Muhammad shallallahu a’laihi wa sallam, adapun ayat tersebut adalah sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56).
 
4. Peristiwa al-Ifki (Dusta)
Berita hoax yang bersifat fitnah dan menjatuhkan nama baik seseorang tidak hanya marak terjadi di era modern seperti sat ini, jauh direntang waktu yang lalu di jaman Rasulullah pun seringkali dihembuskan kabar-kabar bohong yang bersifat menghasut Rasulullah, keluarga, para sahabat dan umat Islam. Satu dari sekian banyak berita dusta terbesar yang pernah menimpa kaum Muslim terjadi kepada sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha. Setelah perang bani al-Musthaliq terjadi peristiwa dusta yakni tersebarnya fitnah yang disebarkan oleh Abdullah bin Ubay yang mengatakan bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha berselingkuh dengan Shafwan bin Mu’aththal. Besarnya kumparan gossip yang berhembus menyebabkan Aisyah radhiyallahu ‘anha jatuh sakit selama sebulan. Beliau memilih untuk bersabar dalam menghadapi ujian ini seperti halnya kesabaran nabi Ya’qub. Rasulullah tidak kalah gusar dengan keputusan yang hendak diambil terkait hal ini. Akhirnya, Allah SWT menurunkan ayat 11-13 surat An-Nur yang menjelaskan bahwa sayyidah Aisyah bersih dari semua tuduhan keji ini. Pada akhirnya, orang-orang yang terlibat dalam penyebaran berita bohong ini dihukum cambuk sebanyak 80 kali, mereka adalah Mitshah bin Utsatsah, Hamnah binti Jahsyi, dan Hasan bin Tsabit. Hadits ifki ini terjadi pada bulan Sya’ban tahun keenam Hijriyah. 
 
Memperbanyak Ibadah di Malam Nifsu Sya’ban
 
Hadits Pertama
Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra berkata,: "Suatu malam Rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (HR. Baihaqi).
 
Hadits Kedua
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika malam nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki, adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” (HR. Ibnu Majah).
 
Hadits Ketiga
Diriwayatkan dari sayyidah Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR. Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
 
Hadits Keempat
Hadits riwayat An-Nasai dan Abu Dawud dan ditashih oleh Ibnu Huzaimah dari Usamah bin Zaid, katanya, “Aku berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak melihat tuan berpuasa dari satu bulan dari beberapa bulan seperti puasa tuan di bulan Sya’ban.” Beliau menjawab, “Itu adalah bulan yang dilupakan oleh manusia antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan Sya’ban itu bulan amal-amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku senang apabila amalku diangkat, sedangkan aku berpuasa.” (nevi/cs)
Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Kontak person

Telp: (0271) 891977
Fax: (0271) 890109
SMS CENTER : 085602030405
Website: www.rsiamalsehat.com
Email:

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Daftar Via WhatsApp

PSC Sragen

twitter

Facebook Link

SMS GateWay

Kerjasama

Pengunjung WebSite

13334657
Hari ini
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
16604
32319
160141
12971568
682513
730230
13334657
RSI Amal Sehat Sragen Copyright © 2019