RSIAMALSEHAT.COM - SRAGEN. (Senin, 11 September 2017) Pada pengajian Senin rutin RS Islam Amal Sehat Sragen, Ustadzah Asmini Munawaroh, S.H.I. menyampaikan tausiyah singkat mengenai “Ujian dalam Keluarga”. Berikut penjabarannya. Dalam menjalani bahtera rumah tangga, akan ada berbagai macam ujian yang menyapa. Pada dasarnya, masalah ini bisa diakibatkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 12)


Berdasarkan Surah Yunus Ayat 12 tersebut di atas, ada 3 cara yang bisa dilakukan oleh seseorang dalam menyikapi ujian, yakni sebagai berikut:
1. Taat
Berdoa adalah salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan untuk meminta pertolongan dari Allah. Kita harus memahami bahwa semua yang terjadi merupakan ujian dari Allah SWT dan solusinya adalah dengan kembali kepada Allah SWT. Dengan bertawakal kepada Sang Pencipta, berarti kita telah sampai pada titik pemahaman bahwa Allah SWT adalah pemilik segala sesuatu yang ada di dunia maupun di langit. Dengan menyadari bahwa semua yang ada pada diri kita dan yang kita miliki adalah titipan dari Allah, maka kita tidak akan merasa kehilangan secara berlebihan ketika Allah mengambilnya.

Rasulullah SAW bersabda: “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadaan telah bersih dari dosa. (HR. Tirmidzi).

2. Kembali ke Jalan yang Sesat
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 28)

Ujian yang menimpa seorang hamba banyak sekali macamnya, tidak hanya sesuatu yang bersifat menyakitkan atau menyedihkan, seperti: kemiskinan, kehilangan sesuatu, kematian, dll. Namun, sesuatu yang bersifat menggembirakan, seperti: kelapangan rezeki, banyaknya keturunan, ataupun kemudahan dalam segala urusan pun pada hakikatnya adalah ujian dari Allah SWT. Allah ingin melihat seberapa ujian itu mampu menjadi media yang mendekatkan diri kepada-Nya ataupun sebaliknya. Seseorang yang cenderung menyikapi ujian dengan kembali ke jalan yang sesat adalah mereka yang pada saat diuji begitu memohon pertolongan dari Sang Khaliq dengan memperbagus keimanan dan ketaatan namun ketika masalah sudah terselesaikan mereka akan kembali mungkar.

3. Ingkar
Pribadi ingkar adalah mereka yang ketika telah mampu menyelesaikan masalah tidak mengakui bahwa itu semua karena pertolongan dari Allah Azza wa Jalla. Mereka menganggap bahwa ujian yang telah berhasil dilalui itu karena buah kepintarannya sendiri.

4 Jenis Ketahanan sebagai Pondasi Menghadapi Ujian dalam Keluarga:
1. Ketahanan Spiritual
Ketahanan spiritual disini adalah dengan membangun keluarga berlandaskan pada nilai-nilai Islam, berpijak pada ketaatan kepada Al-Khaliq. Bagaimana kita berorientasi meraih kebahagiaan dan kesuksesan tidak hanya saat di dunia tetapi juga di akhirat. Ketahanan spiritual disini mengacu pada konsep mendekatkan diri kepada Allah dengan peningkatan kualitas dalam menjalankan ibadah.

2. Ketahanan Fisik
Ketahanan fisik yang bagus dalam keluarga akan memperlancar segala aktivitas, termasuk aktivitas beribadah. Agar memiliki ketahanan fisik yang baik dalam keluarga, maka kita harus mengatur pola hidup yang sehat. Mengatur asupan makanan bagi keluarga dan membiasakan keluarga berolahraga adalah cara yang bisa dilakukan.

3. Ketahanan Ekonomi
Urusan ekonomi harus dikomunikasikan sedari awal antara pasangan suami dan istri. kekokohan ekonomi harus menjadi perhatian serius karena banyak sekali permasalahan dalam rumah tangga, seperti: tingkat KDRT, kekerasan terhadap anak, dan angka perceraian, muncul dipicu oleh permasalahan ekonomi. Ketahanan ekonomi yang terjaga dalam suatu rumah tangga akan mampu menciptakan keharmonisan keluarga sehingga dapat meminimalisasi terjadinya konflik dan ujian. (nevi/cs)

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active