^Kembali Ke Atas

Virus Zika

Download Area

Jam Kunjung Pasien

Menu Utama

Link Youtube

RS Islam Amal Sehat

RSIAMALSEHAT.COM-SRAGEN. Pada hari Senin, 22 Januari 2018 diselenggarakan pengajian Senin Pahing di aula Abu Bakar RS Islam Amal Sehat Sragen. Tausyiah yang disampaikan oleh Ustadz Sutrisno mengusung tema “tidak sekedar menjadi manusia yang shalih namun menjadi manusia yang muslih”. Agar dapat meraih Jannah, maka seseorang harus memperbanyak amalan shaleh. Namun, harus dipahami bahwa istilah “no pain, no gain” berlaku dalam hal ini. Apabila kita menginginkan sesuatu, maka ada pengorbanan dan kerja keras yang harus dilakukan untuk memperolehnya. Allah tidak akan begitu saja memberikan kenikmatan surga tanpa dihadirkan kesukaran dan godaan-godaan yang mengiringinya. Sebaliknya, untuk perbuatan yang bersifat maksiat Allah justru memberikan segenap kemudahan untuk melakukannya. Sebagai contohnya, ketika menghadiri acara pengajian di kantor, para karyawan akan cenderung untuk berangkat terlambat karena yang terpenting sudah absen sehingga gugurlah kewajiban duniawinya. Banyak karyawan yang tidak meniatkan menghadiri majelis taklim untuk menambah khasanah ilmu. Hal ini berbanding terbalik ketika seseorang akan menghadiri acara musik, seperti band atau dangdut. Dengan penuh antusias, orang-orang akan datang lebih awal agar dapat melihat para penyanyi atau artis di deretan pertama. Begitu diringankan suasana hati dan langkah kaki untuk segera bergegas ke tempat acara hiburan dilangsungkan.

Perlu dipahami bersama bahwa manusia yang hidup pada akhirnya akan mati. Kita harus menyadari bahwa ketika kondisi fisik sudah mulai melemah, seperti: penglihatan mulai kabur, gigi mulai tanggal, kaki kendor, rambut memutih dan raga mulai sakit-sakitan maka sudah sepantasnya kita mengingat kematian. Setelah melalui proses yaumul hisab seseorang akan ditempatkan di surga atau neraka sesuai dengan catatan amal perbuatannya. Berdasarkan penjelasan dari Ustadz Sutrisno, tipikal karakter manusia yang harus dihindari adalah tipe seperti “sengkuni” dalam tokoh pewayangan. Sosok sengkuni ini cenderung memberikan warna negatif dalam kehidupan keluarga, kantor maupun masyarakat. Sosok ini cenderung selalu merasa benar dan menyalahkan orang lain, suka memprotes keadaan, merendahkan orang lain, dan menyombongkan harta, pangkat, ilmu, maupun ketampanan fisik yang dimiliki. Menilik fenomena jaman “now” manusia dengan watak sengkuni akan berperangai, seperti berikut: belagak ganteng/ cantik, beramal tapi pamrih, mengambil hak orang lain untuk menambah pundi-pundi uang, menggunjing orang lain, menebar kebohongan (hoax), melakukan pencitraan agar telihat baik dan sholeh, hobi berselfie, mengupload kegiatan-kegiatan di media sosial dan bangga ketika mendapat banyak like dan komen, serta memiliki geng pertemanan.


Menilik dari maraknya fenomena buruk yang menjadi lumrah di kehidupan masyarakat, sudah sepantasnya kita melakukan perbaikan menuju pribadi yang muslih yakni pribadi yang membawa kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain. Mulailah dengan hal kecil seperti, selalu mengawali perbuatan dengan mengucap “bismillah”, memperbanyak doa kepada Allah SWT agar dilancarkan setiap melakukan sesuatu, menjalankan pekerjaan dengan setulus mungkin, memberikan pelayanan terbaik bagi para pasien dan keluarga, senantiasa menebar senyum, jangan berprasangka buruk dan mudah menjustifikasi negatif orang lain hanya karena tampilan luarnya saja. Belum tentu apa yang tampak baik di luar benar-benar-benar baik di dalam dan begitu juga sebaliknya. Nilai seseorang terletak pada iman. Iman tersebut akan tercermin dari akhlak dan budi pekerti seseorang. Semakin baik perilaku seseorang tentu semakin tinggi kadar iman seseorang dihadapan Allah.


Marilah kita berlomba-lomba dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Menurut pemaparan Ustadz Sutrisno, ada beberapa hal yang bisa kita usahakan, yaitu sebagai berikut: 1. Perbaikilah sholat kita karena ibadah pertama yang akan dihisab adalah sholat. Ketika sholat kita baik, maka dianggap baiklah seluruh amalan kita dan begitu pula sebaliknya. 2. Bersegeralah untuk memperbaiki kualitas diri sehingga keberadaan kita di dunia mampu memberikan kemaslahatan bagi sesama. 3. Ubahlah pola berfikir dengan tidak mencela kondisi kita yang serba kekurangan. Berusahalah untuk selalu berfikir positif dan senantiasa bersyukur atas segala nikmat Illahi. Adakalanya kita perlu menjadi orang diposisi tengah, yakni kadang melihat ke bawah untuk mengetahui lebih dekat kondisi para saudara yang kekurangan sehingga kita mampu bersyukur atas keadaan kita. Namun, kita juga perlu melihat ke atas sebagai motivasi agar mampu meraih kesuksesan. 4. Jangan hanya menuntut apa yang bisa Allah SWT berikan untuk kita di dunia namun apa yang bisa kita sumbangkan untuk dunia. Berkontribusi kepada masyarakat sesuai dengan keahlian dan bidang profesi yang kita geluti. (nevi/cs)

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Kontak person

Telp: (0271) 891977
Fax: (0271) 890109
SMS CENTER : 085602030405
Website: www.rsiamalsehat.com
Email:

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Daftar Via WhatsApp

PSC Sragen

twitter

Facebook Link

SMS GateWay

Kerjasama

Pengunjung WebSite

13878187
Hari ini
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
19986
26840
72889
13599807
466101
759942
13878187
RSI Amal Sehat Sragen Copyright © 2019