^Kembali Ke Atas

Virus Zika

Download Area

Jam Kunjung Pasien

Menu Utama

Link Youtube

RS Islam Amal Sehat

RSIAMALSEHAT.COM-SRAGEN. Hakikat penciptaan segala makhluk yang ada di alam semesta, baik malaikat, langit, bintang, tumbuh-tumbuhan, binatang, angin, bebatuan, tanah, air, api adalah untuk menyembah/ beribadah kepada Allah SWT. Hanya saja, manusia sebagai salah satu elemen dalam lingkaran tasbih tersebut memiliki keterbatasan yang menjadikannya tidak tahu bagaimana cara mereka bertasbih mengagungkan Dzat Allah Azza wa Jalla. Allah berfirman,
 
“Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. (QS. Al-Isra’: 44). 
 
Lalu, bagaimana cara beribadah agar dapat meraih Jannah? Bagaimana gambaran kenikmatan surga? dan Betapa pentingnya menghadirkan niat untuk menggapai rahmat Allah SWT? Berikut akan dikupas secara mendalam oleh Ustadz Kholilurohman dalam pengajian bulanan RS Islam Amal Sehat Sragen.
 
Cukupkah Ibadah Sebagai Sarana Meraih Jannah?
 
“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.” (Q.S. adz-Dzaariyaat: 56)
 
Dalam konteks manusia, ibadah memiliki jangkauan yang luas tidak hanya terbatas pada ibadah-ibadah personal yang bersifat ketauhidan antara manusia dengan Allah SWT, seperti ibadah shalat, dzikir, maupun tilawah Al-Qur’an. Pada dasarnya, akhlak terpuji menebar kasih sayang kepada sesama makhluk Allah, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan juga merupakan refleksi ibadah kepada Sang Pencipta. Alkisah, dahulu kala ada seorang wanita pezina yang meskipun bergelimang dosa namun atas ijin Allah SWT mendapat ampunan dan diberi balasan surga karena kebaikannya memberi minum dan merawat seekor anjing yang kehausan dan hampir mati.
 
Lalu, apakah ibadah yang telah dilakukan dengan kesungguhan hati dan keikhlasan menjamin kita meraih surga? jawabannya “belum tentu”. Amalan yang kita lakukan tidak akan mampu membayar kenikmatan Allah Azza wa Jalla yang berlimpah apalagi untuk menebus surga.
 
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada seseorang yang dimasukkan ke surga oleh amalnya. “Lalu ada yang bertanya: “Tidak pula engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Tidak pula saya, kecuali Tuhanku melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” (HR. Muslim)
 
Dalam hal ini, Rasulullah saw merupakan suri tauladan terbaik seorang hamba yang begitu bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah SWT walaupun, sebagai manusia paling mulia, Beliau telah dijanjikan surga. Rasulullah selalu menghabiskan waktu berjam-jam untuk menjalankan shalat malam sampai kakinya bengkak dan berdzikir memohon ampun minimal 70 kali sehari dengan tujuan untuk bersyukur kepada Allah SWT atas semua karunia-Nya. 
 
Bukti Rasa Syukur dan Ibadah Kita Diterima dan Mendapat Rahmat Allah SWT
3 Indikasi rasa syukur dan ibadah kita diterima oleh Allah SWT adalah sebagai berikut:
1. Selalu bersyukur dan mencari nikmat-nikmat lainnya untuk disyukuri. Rasa syukur dalam hati seorang yang beriman laksana bulir padi yang ditanam, dari hari ke hari semakin bertambah jumlahnya dan berlipat ganda. 
 
2. Memahami bahwa hidup di dunia hanya sementara dan akhirat adalah tujuan utama. Rasulullah saw menggambarkan betapa kecilnya nilai dunia jika dibandingkan dengan nilai akhirat dalam hadits berikut ini.
“Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia.” (HR. Muslim)
 
3. Allah meringankan langkah kita untuk menjalankan ibadah dan berbuat kebaikan kepada sesama, seperti: menjaga shalat, berbakti kepada orang tua, menyayangi saudara, menyambung silaturahmi dan lain-lain.
 
Gambaran Kenikmatan Surga
Di akhirat nantinya hanya ada dua pilihan, yakni surga atau neraka. Kehidupan di surga tentu menjadi dambaan dan tujuan dari semua makhluk Allah SWT. Allah telah menjanjikan sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, didengarkan oleh telinga dan terbesit dalam hati manusia. Walaupun dalam Al-Qur’an disebutkan tentang beberapa nama yang sama dengan apa yang ada di bumi tetapi hakikatnya berbeda. Sebagai contohnya adalah “sungai”. Sungai di dunia berupa air yang mengalir dan bermuara di suatu tempat sedangkan sungai di surga terdiri dari berbagai macam kenikmatan,sungai susu, madu, air tawar, yang sangat jernih dan mengalir tanpa pembatas. Rasulullah saw menjelaskan bahwa di surga kita pun bercocok tanam seperti halnya kaum Anshar. Hanya bedanya, saat kita menanam 1 benih seketika itu juga tumbuh dan memanen. Apapun yang terbesit dipikiran saat itu juga akan dihadirkan sehingga tidak akan ada yang namanya kesedihan, kecemasan, kelelahan, dan berbagai perasaan duniawi lainnya.
 
Allah SWT menjelaskan bahwa orang yang terakhir masuk surga pun dijanjikan kenikmatan 10 kali lipat dibanding kenikmatan dunia seisinya. Lalu, bagaimana dengan golongan pertama atau pertengahan yang masuk surga? Wallahu A’lam Bishawab. Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT menjelaskan bahwa dalam surga nanti terdiri dari 120 shaf dimana 80 shaft diantaranya milik umat Nabi Muhammad saw. Rasulullah saw adalah nabi yang paling mulia sehingga umatnya pun dimuliakan dengan mendapat kesempatan paling besar untuk masuk surga.
 
Semua kenikmatan di surga tersebut tidak akan terbeli dengan apapun yang kita miliki di dunia. Oleh karenanya, sangat perlu menyempurnakan ibadah kita sehingga menghadirkan rahmat Allah SWT. Kita tidak boleh menyepelekan amalan keseharian kita karena bisa jadi ibadah yang secara konsisten kita lakukan tersebut justru mampu mendatangkan surga.
 
Pentingnya Menghadirkan Niat Untuk Menggapai Rahmat Allah SWT 
“Innamal A’malu Binniyat”
 
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
 
Setiap Muslim harus meluruskan niat tentang apapun yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT sebab niat yang ditujukan kepada selain Allah SWT akan menjadi sebab gugurnya pahala. Segala sesuatu yang kita niatkan untuk ibadah akan diganjar Allah dengan pahala dan bernilai ibadah.  Sebagai contohnya: Tidur bisa bernilai ibadah ketika sebelum tidur kita niatkan bisa terbangun di sepertiga malam terakhir untuk melaksanakan shalat tahajud ataupun bisa bangun lebih awal untuk bisa shalat Subuh. Memenuhi kebutuhan makanan apabila diniatkan untuk menguatkan tubuh guna memperlancar ibadah juga akan mendatangkan ridha Allah Azza wa Jalla. Allah akan mencampakkan manusia yang menghadirkan niat selain karena Allah SWT. Bahkan, seorang ahli ibadah seperti seorang mujahid, seorang qori’ atau qori’ah, ataupun orang yang gemar bersedekah apabila niatnya adalah mendapat pujian dari manusia maka tidak akan ada nilainya di mata Allah SWT. (nevi/cs)

User Rating: 4 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Inactive
 

Kontak person

Telp: (0271) 891977
Fax: (0271) 890109
SMS CENTER : 085602030405
Website: www.rsiamalsehat.com
Email:

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Daftar Via WhatsApp

PSC Sragen

twitter

Facebook Link

SMS GateWay

Kerjasama

Pengunjung WebSite

13957607
Hari ini
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
24472
25688
152309
13599807
545521
759942
13957607
RSI Amal Sehat Sragen Copyright © 2019