^Kembali Ke Atas

Virus Zika

Download Area

Jam Kunjung Pasien

Menu Utama

Link Youtube

RS Islam Amal Sehat

RSIAMALSEHAT.COM-SRAGEN. Terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah saw bersabda,


“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah? Beliau bersabda, ”Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga. ”Surga merupakan tempat yang sangat baik, keindahannya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tidak ada sesuatu pun yang bisa disejajarkan dengan kenikmatan surga. Sebagai tempat yang baik maka hanya orang-orang baik terpilihlah yang pantas berada di surga Allah Azza wa Jalla.


Dalam kesempatan kali ini, Ustadz Abdul Mu’in menjelaskan dua kriteria penduduk surga, yakni: 1. Orang yang ramah, dan 2. Orang yang mempunyai kepekaan sosial tinggi. Berikut penjabarannya.


1. Wajhun Malihun (Ramah)
Untuk menjadi orang yang ramah tidaklah mudah. Seseorang akan dihadapkan dengan berbagai godaan yang menghadang, seperti benturan ekonomi, kondisi sosial, keluarga, dan lain-lain. Sebagai contohnya, seorang dokter akan dihadapkan dengan pasien yang menyebalkan, seorang suami akan diuji dengan seorang istri atau anak yang tidak menurut, seorang karyawan akan dipertemukan dengan pimpinan yang otoriter dan penuntut, dll. Namun, seseorang yang memiliki sifat “Wajhun Malihun” tidak akan mudah terpancing emosinya. Apabila ada orang yang marah cukup didengarkan. Mereka akan berusaha meluruhkan hawa nafsu dan menyeimbangkan kejernihan akal dan hati. Orang yang mudah terpancing amarahnya berarti telah gagal menjadi penduduk surga. Orang yang gagal mendapatkan surga didunia tentu akan sulit meraih surga di akhirat.

Pada kesempatan pengajian lapanan RS Islam Amal Sehat Sragen ini, Ustadz Abdul Mu’in memberikan tips agar kita senantiasa menjadi pribadi yang “Wajhun Malihun”, yaitu:
a. Apabila bertemu dengan siapa pun tersenyumlah, apabila ada orang yang mengajak bertengkar dan menggunjing maka jawablah “saya sedang berpuasa”.


b. Ingatlah kebaikan orang lain dan jangan ingat kejelekan yang diperbuatnya. Kita harus memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pastilah pernah berbuat salah dan dosa. Tugas kita adalah memaafkan dan mengambil ibroh dari setiap peristiwa yang terjadi.


c. Menyikapi segala perbedaan yang ada dengan bijak. Perbedaan akan senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Bahkan, tidak jarang perbedaan muncul di dalam sesama umat Muslim sendiri, semisal: perbedaan waktu dimulainya Ramadhan, Idul Fitri, perbedaan jumlah rakaat Tarawih, dan lain-lain. Oleh karenanya, konsep “diversity in harmony” harus dipahamkan kepada setiap umat.


d. Menjaga wudhu, menjaga shalat berjamaah, menjaga silaturahim, dan emperbanyak tilawah Qur’an.

2. Yadun ‘Aliyun (Kepekaan Sosial yang Tinggi)
Refleksi kesalehan seseorang tidak hanya tercermin dari ibadah yang bersifat vertikal kepada Allah SWT, namun juga ibadah yang bersifat horizontal kepada sesama manusia. Kita akan menjadi hamba yang merugi apabila hanya menjalankan dan memaksimalkan ibadah mahdhah kepada Allah, namun tidak memperhatikan ibadah ghairu mahdhah kepada sesama manusia. Pun sebaliknya, seseorang akan sia-sia apabila menjalankan ibadah sosial namun tidak dibarengi dengan ibadah wajib kepada Allah Azza wa Jalla. Dengan demikian, kedua ibadah ini, vertikal dan horizontal, memiliki peranan yang sama-sama penting dalam kehidupan seorang Muslim. Ketika seorang Muslim mampu memfungsikan dua wajah ibadah dalam kehidupan sehari-hari, berarti dia telah mengantarkan Islam menemukan fungsinya dalam kehidupan sosial. Kita harus meyakini bahwa bersedekah tidak membuat miskin, ada banyak fadhilah yang terkandung di dalamnya, diantaranya: Allah mengganti harta yang disedekahkan, membuka pintu rezeki, melipatgandakan rezeki, memberi naungan dihari kiamat. Kepekaan sosial yang bisa kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: tolong menolong dalam hal kebaikan, melakukan zakat, infaq, dan shadaqah, dan berqurban.


Rasulullah bersabda:
“Ya Abu dzar, apabila kamu membikin sayur, perbanyak kuahnya dan perhatikan tetanggamu.” (HR Muslim)

“Tidaklah beriman seorang di antara kamu, hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya.” (Muttafaqun Alaih)

“Saya dan orang yang menanggung anak yatim di surga seperti ini (beliau mengisyaratkan dengan kedekatan jari telunjuk dan tengah) (HR Al-Bukhari)

Berdasakan penjabaran di atas, sudah seyogyanya sebagai seorang Muslim kita meneladani perbuatan mulia Rasulullah saw untuk gemar bersedekah dan peduli terhadap sesama. (nevi/cs)

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Kontak person

Telp: (0271) 891977
Fax: (0271) 890109
SMS CENTER : 085602030405
Website: www.rsiamalsehat.com
Email:

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Daftar Via WhatsApp

PSC Sragen

twitter

Facebook Link

SMS GateWay

Kerjasama

Pengunjung WebSite

13330173
Hari ini
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
12120
32319
155657
12971568
678029
730230
13330173
RSI Amal Sehat Sragen Copyright © 2019