^Kembali Ke Atas

Virus Zika

Download Area

Jam Kunjung Pasien

Menu Utama

Link Youtube

RS Islam Amal Sehat

Kajian Surah Al-‘Ashr
Bersama Ustadz Wahyu Bintoro, S. Pd. I

Demi Masa
Allah bersumpah dengan “al ‘ashar”, yang dimaksud adalah waktu atau umur. Mengapa umur menjadi hal penting yang menjadikan Allah Azza wa Jalla bersumpah karenanya? Sebab, umur merupakan nikmat besar yang diberikan kepada umat manusia. Batasan umur manusia adalah mulai dari lahir hingga meninggal. Rentang waktu tersebut dimiliki oleh manusia untuk melaksanakan amal shaleh ataupun perbuatan tercela sehingga menjadikannya mulia ataupun hina dihadapan Allah SWT.


Asbabun Nuzul Turunnya Surah
Adat kebiasaan orang Arab pada zaman dahulu adalah mereka gemar berkumpul terutama di waktu ashar. Namun, perkumpulan ini justru membawa banyak kemudharatan seperti bercanda, memamerkan harta, berghibah dan hal-hal buruk lainnya. Seringkali perkumpulan ini berakhir dengan pertengkaran. Kondisi ini menyebabkan orang Arab zaman dahulu menganggap waktu ashar adalah waktu yang sial. Oleh karenanya, Allah menurunkan Surah Al-‘Ashr ini untuk mengingatkan umat manusia agar memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan baik sehingga tidak menjadi manusia yang merugi. Dalam Islam, semua waktu adalah baik dan tidak dikenal adanya hari naas atau waktu sial.

Hikmah yang dapat diambil dari Surah Al-Ashr adalah bahwa waktu ashar dianalogikan sebagai waktu ketika manusia berada di usia senja (tua). Hendaklah ketika masuk usia ini orang-orang memperbanyak waktu untuk beribadah dan melaksanakan amalan-amalan shaleh. Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M. A. menjelaskan bahwa waktu ashar bisa diartikan sebagai waktu penyesalan. Penyesalan ini mengacu pada orang-orang di hari kiamat, baik yang dimasukkan ke surga maupun ke neraka. Lalu, kenapa golongan yang dimasukkan ke surga juga menyesal? Mereka menyesal karena merasa belum menjadi ahli ibadah ketika di dunia. Mereka tidak memanfaatkan waktu dengan baik untuk shalat, sedekah, dan lain-lain. Bahkan, hamba bertaqwa yang telah mati syahid pun ingin dihidupkan kembali ke dunia agar bisa mati syahid kembali.

Ali bin Abi Thalib mengingatkan bahwa ada segolongan manusia yang masih hidup tetapi mati, yaitu orang-orang yang memiliki rasa cinta terlalu berlebihan terhadap dunia. Manusia jenis ini menjadikan dunia sebagai orientasi tanpa mengingat bahwa hakikat kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat. Ketika pada waktunya Allah SWT membuka hijab dan memperlihatkan semua janji-Nya secara nyata, maka banyak umat manusia yang akan menyesal karena tidak memiliki waktu lagi untuk memperbaiki amalannya.


Manusia Benar-Benar dalam Kerugian
Menurut Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah ada dua jenis kerugian, yakni: 1. Kerugian mutlak adalah orang yang merugi di dunia dan akhirat. Ia luput dari nikmat dunia dan mendapat siksa di neraka jahim, 2. Kerugian dari sebagian sisi. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian yang nyata kecuali orang yang mempunyai empat sifat, yaitu: iman, beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.


1. Mereka yang Memiliki Iman
Yang dimaksud dengan orang yang selamat dari kerugian yang pertama adalah orang yang memiliki iman. Syaikh As Sa’di menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah perintah beriman kepada Allah SWT dan beriman kepada-Nya tidak diperoleh kecuali dengan ilmu. Iman itu diperoleh dari ilmu. Syaikh Sholeh Alu Syaikh berkata bahwa di dalam iman harus terdapat perkataan, amalan, dan keyakinan. Keyakinan (i’tiqod) inilah ilmu. Ilmu berasal dari hati dan akal sehingga orang yang berilmu jelas selamat dari kerugian.


2. Mereka yang Beramal Shaleh
Defini beramal shaleh disini tidak cukup sebatas kita melakukan kebaikan untuk diri sendiri dengan menjadi hamba yang sebenar-benarnya bertaqwa kepada Allah SWT. Makna beramal shaleh disini ditekankan pada melakukan seluruh kebaikan baik lahir maupun batin, yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak manusia, yang wajib maupun yang sunnah. Dengan demikian, beramal shaleh disini adalah amalan yang dilakukan untuk diri sendiri kepada Allah SWT dan amalan kebaikan yang dilakukan kepada sesama manusia.

3. Mereka yang Saling Menasehati dalam Kebenaran
Yang dimaksud adalah saling menasehati dalam dua hal yang telah disebutkan sebelumnya, yakni saling memotivasi dan mengingatkan untuk berlomba-lomba menjadi hamba yang beriman dan beramal shaleh.

4. Mereka yang Saling Menasehati dalam Kesabaran
Saling menasehati dalam kesabaran disini mencakup 3 hal, yaitu: 1. Sabar dalam menjalankan ketaatan, 2. Sabar dalam menjauhi maksiat, dan 3. Sabar dalam menghadapi dan menyikapi takdir Allah yang terasa menyenangkan ataupun menyakikan. (nevi/cs)

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Kontak person

Telp: (0271) 891977
Fax: (0271) 890109
SMS CENTER : 085602030405
Website: www.rsiamalsehat.com
Email:

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Daftar Via WhatsApp

PSC Sragen

twitter

Facebook Link

SMS GateWay

Kerjasama

Pengunjung WebSite

13974398
Hari ini
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
15688
25575
169100
13599807
562312
759942
13974398
RSI Amal Sehat Sragen Copyright © 2019